Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan, sumberdaya peternakan dan sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian (litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani. Kondisi di lapangan menunjukkan masih rendahnya/terbatasnya informasi teknologi yang diterima oleh petani/pengguna baik dari Balai Penelitian, Balai Pengkajian maupun Perguruan Tinggi. Keberhasilan diseminasi teknologi pertanian sangat tergantung pada kesesuaian antara informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan dengan yang dibutuhkan serta memperhatikan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian/pengkajian akan kurang bermanfaat apabila tidak diikuti dengan usaha penyebarluasan informasi baik melalui media cetak, elektronik dan pertemuan, salah satunya Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Menginggat pentingnya informasi teknologi dari hasil litkaji yang dilakukan Balit dan Balai pengkajian dirasa perlu untuk dibahas dalam Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian sebelum disebarluaskan. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian merupakan forum pertemuan antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan Dinas Lingkup Pertanian, Pemda, Penyuluh/petugas pertanian, pelatih dan pengajar bidang pertanian, widyaiswara, kontaktani/nelayan. Tujuan pelaksanaan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian adalah sebagai wadah untuk membahas kelayakan suatu teknologi pertanian, tukar menukar pengalaman dan pemikiran/pendapat tentang kesesuaian suatu teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas serta menjalin kerjasama antara peneliti/penyuluh BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dengan penyuluh/petugas pertanian, pengambil kebijakan, pelatih, pengajar, widyaiswara,petani-nelayan/KTNA dan pihak lain yang terkait dengan pembangunan pertanian. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian pertama telah dilaksanakan pada tanggal 19 September 2003 di Aula BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dengan tema “ Pengembangan Pengelolaan Padi Terpadu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam” dan tanggal 10 Desember 2003 di Aula BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat dengan tema “ Teknologi Tepat Guna untuk mendukung Ketahanan Pangan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.
Rumusan hasil pertemuan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian I yaitu :
1) Penentuan komoditas unggulan Nasional dan Daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif. Langkah menuju efisiensi dalam penetapan komoditas unggulan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan salah satunya metode Location Quotien (LQ);
2) BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dalam melaksanakan program kegiatan pengkajian berdasarkan prosedur yang erat kaitannya satu dengan yang lain yaitu : a. karakteristik wilayah (PRA dan AEZ), b. rancangan pengkajian dan diseminasi, c. pembahasan komisi pengkajian teknologi, d. pelaksanaan kegiatan ;
3) Peta pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan pendekatan AEZ dapat dijadikan acuan dalam perencanaan penelitian/pengkajian dan pembangunan wilayah untuk tingkat Kabupaten dan Kawasan Pembangunan Terpadu (KAPET);
4) Sasaran/target dari pengembangan PTT yang utama yaitu meningkatkan produksi gabah kering giling dan pendapatan petani padi sawah, dengan didukung oleh sumberdaya manusia/petani dan sumberdaya alam yang responsif terhadap inovasi teknologi.
Sedangkan rumusan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian II adalah :
1) Teknologi PTT pada Padi Sawah telah diperkenalkan petani di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten dengan menerapkan beberapa komponen teknologi yaitu penggunaan varietas unggul baru dengan penanaman bibit umur 14 hari, Legowo 2 : 1 ; 4 : 1, penggunaan pupuk organik, penggunaan BWD dan Pengendalian Hama Terpadu ;
2) Teknologi Bokashi dengan menggunakan Effective Mikroorganisme (EM-4) untuk mempercepat proses dekomposissi bahan organik menjadi pupuk organik yang siap digunakan ;
3) Sistem Intergrasi Tanaman-Ternak (CLS) merupakan teknologi yang tepat untuk dikembangkan oleh petani maupun peternak karena berdampak positif dan saling menguntungkan antara kedua sub sektor;
4) Upaya untuk mendapatkan teknologi terapan dalam penyediaan pakan hijauan sepanjang tahun yaitu pemanfaatan jerami padi dengan menggunakan probiotik sebagai pakan ternak ruminansia ;
5) Ketersediaan limbah jerami padi 6-8 ton setiap musim tanam, jumlah ini dapat digunakan untuk pakan ternak sapi dewasa 21-3 ekor untuk 1 kali panen, dan untuk panen 2 kali setahun dapat digunakan untuk pakan 4-6 ekor sapi sepanjang tahun.